Skip to main content

Pemotongan dengan menggunakan oxy flame cutting

Pemotongan dengan menggunakan oxy flame cutting adalah dimana pemotongan terjadi karena adanya reaksi antara oksigen dan baja. Pada permulaan pemotongan, baja dipanaskan lebih dahulu dengan api oxy flame cutting sampai mencapai suhu antara 800o-900o C. Kemudian gas oksigen tekanan tinggi atau gas pemotong lainnya disemburkan ke bagian yang dipanaskan tersebut dan terjadilah proses pembakaran yang membentuk oksida baja. Karena titik cair oksida baja lebih rendah dari baja, maka oksida tersebut mencair dan terhembus oleh gas pemotong dengan ini terjadilah pemotongan.
Hasil pemotongan ini dinyatakan baik bila memenuhi syarat sebagai berikut:
1.         Alur potong harus cukup kecil
2.         Permukaan potong harus halus
3.         Terak harus mudah terkelupas
4.         Sisa atas pemotongan membulat
Mengenai kualitas potong ini Asosiasi Las Jepang dalam standar no. WES-2801 telah menentukan kriteria untuk kualitas permukaan hasil pemotongan dengan gas. Untuk memenuhi kriteria tersebut kualitas dari gas oksigen dan api pemanas, karakteristik alat yang digunakan dan kondisi pemotongan harus diatur dengan teliti.

(Gambar 1Teknik Pemotongan oxy flame cutting)


Teknik dan Prosedur Pemotongan mengikuti langkah-langkah berikut:
a.       Buat tanda pada benda kerja yang akan dipotong

(Gambar 2. Proses pengukuran material yang akan di potong)

b.      Pilih Tip Brander potong sesuai dengan tebal pelat
c.       Atur tekanan gas asitelin dan oksigen sesuai dengan tebal pelat dan No.Tip Brander potong
d.      Buka saluran pada gas oksigen dan asitilen.
(Gambar 3 Menyalakan oxy flame cutting)

e.     Nyalakan busur api dengan membuka terlebih dahulu katup asitelin. Dan diikuti dengan membuka katup oksigen secara perlahan sampai membentuk nyala api netral.

(Gambar 2.11 Proses pengaturan tekanan dan nyala api)

f.   Panaskan benda dengan mendekatkan nyala api ke benda kerja, Jarak busur nyala api ke permukaan benda kerja berkisar 2 – 4 mm.

(Gambar 2.12 Proses pemotongan dengan oxy asitelin flame cutting)

g.    Setelah terlihat benda kerja mengalami pemanasan mendekati titik lebur atau dapat dilihat dari warna merah kekuningan, maka bukalah katup oksigen, sambil.
h.      menggerakannya ke arah jalur yang sudah ditandai sebelumnya.
i.        Usahakan jarak nyala api dan kecepatan pemotongan konstan.

(Gambar 2.13 Menjaga jarak pemotongan)

Alat potong ini biasanya dikelompokkan dalam jenis-jenis tekanan rendah dan tekanan sedang. pelaksanaan dibagi dalam pelaksanaan dengan tangan dan pelaksanaan otomatik di mana alat potong diletakkan pada kereta yang digerakkan dengan motor.

Comments

Popular posts from this blog

Introduce EFB Pressing Machine KH-777-12

Heavy Duty Empty Bunch Press  model KH-777-12 Machine             This machine has function to take the oil contained in EFB (Empety Fruit Bunch) by pressing, and produce moisture content in fiber 45 - 50% and fiber of pressing can be used for fertilizer (composting). Model              : Heavy Duty EFB Press KH-777-12 Kapasitas         : 1 0 -12 MT of EFB/hour Gear unit          : SEW Model M3PLSF60KPD Motor              : YKL 75KW/1000 Rpm Moisture          : 45 - 50% (Directly Pressed) Oil Yield          : 0.1 - 0.2% On EFB Fiber size         : 3 – 8 Inch Dimension       : H 1900 x L 3250 x W 1600 mm Weight            : 8000 Kg Part Mesin KH-777-12 1.       Gear Box dan Motor Serve s as the prime mover of KH-777-12 Heavy Duty Emphy Bunch Press machine. Spesifikasi Gear Box : Model              : M3PLSF60KPD Kapasitas oli    : 75-80 Liter Oli Gear box   : Grade 460 Running          : 1000 HM > 2500 HM Nipple Grease

Radiographic Test

Film Radiografi   ( Gambar   3 . 1 . Film radiografi ) X-ray films  atau film radiografi secara umum terdiri dari dua bagian pokok yaitu bahan dasar ( base ) dan emulsi. Bahan dasar film radiografi adalah bahan transparan (bening) yang terbuat dari selulosa. Satu atau kedua permukaannya dilapisi oleh emulsi yang sensitif terhadap radiasi pengion maupun cahaya tampakdengan ketebalan 0,0005 inch. Fungsi bahan dasar ini adalah untuk memberikan struktur yang kokoh dan fleksibel sebagai tempat untuk dilapiskannya emulsi serta mempertahankan bentuk dan ukuran selama pemakaian dan pemrosesan agar terhindar dari terjadinya distorsi. Antara bahan dasar film dan emulsi terdapat lapisan perekat yang disebut dengan  Adhesive Layer . Sedangkan, lapisan terluar film merupakan lapisan pelindung yang berfungsi untuk melindungi emulsi dalam gelatin dari goresan, tekanan dan kontaminasi  ( The CollaborationforNDTEducation. 2010.  Radiography ) . Emulsi adalah inti dari film radiograf

Achieving Success Through Continuous Improvement

Introduction Continuous Improvement, also known as Kaizen, is a concept that has formed the foundation of success for many organizations worldwide. It originates from the Japanese management philosophy and is a systematic approach to continuously enhance an organization's products, services, processes, or performance. In this article, we will explore the significance of Continuous Improvement and how its application can yield remarkable results. What is Continuous Improvement? Continuous Improvement is a systematic approach to improving an organization's efficiency, quality, and effectiveness. It involves identifying, analyzing, and continuously improving aspects that impact the final outcomes. The primary focus of Continuous Improvement is finding ways to do things better, faster, or more efficiently than before. The Implementation of Continuous Improvement Problem Identification and Opportunities : Continuous Improvement begins by identifying problems, weaknesses, or opportun